Jalan Sehat

Wisata alam dago




Kali ini saya mencoba mengangkat wisata alam dago  Khususnya taman hutan raya dago pakar,yang terletak di utara kota Bandung,seluas +_ 526,98 hektar tahura pertama di Indonesia yang diresmikan persiden Suharto.Berawal dari sukanya  olah raga jalan kaki, terus sering kali saya mengaplikasinya ke alam terbuka,karena sangat terasa perubahannya ke seluruh badan bisa jauh sehat .Setiap ada waktu sehari satu jam cukup untuk jalan kaki.Tapi kalo  saya untuk wisata alam setiap ada momen bagus akan mengusahakanya untuk berjalan kaki,serta mengajak temen temen yang mau ikut .

Dihari libur kerja sering kali menyempatkan untuk bisa jalan kaki,dan kali ini ada 2 orang  temen kerja yang ikut untuk jalan kaki.Setelah menentukan waktu dan lokasi  akhirnya kami memutuskan untuk ketemu di tahura ir haji juanda dago ,bandung,atau dikenal tahura dago pakar .Rencana disini akan berjalan kaki dari dago sampai wisata alam maribaya,lembang,yang berjarak kurang lebih 5km dari dago pakar , selain itu juga ada  Curug Dago dan batu prasasti kerajaan Thailand, panggung terbuka, kolam PLTA Bengkok, monumen Ir. H. Djuanda dan pusat informasi (museum mini) tahura, taman bermain, Goa Jepang, Goa Belanda, Curug Lalay, Curug Omas Maribaya, Panorama Alam Hutan Raya, jogging track ke Maribaya, dan Patahan Lembang,dago juga ada wisata alam baru yang sama jaraknya dari dago kurang lebih 5km,obyek wisatanya masih sangat alami yaitu tebing keraton.Nah dari tahura dago  naik motor bisa  sampai deket ke lokasi tebing keraton dan motor bisa diparkir disana.


Saya star dari rumah jam 7 pagi menuju dago beserta 2 orang temen saya.Hanya bekal satu botol air mineral dan sedikit makanan ringan.Walaupun masih cukup pagi tapi sinar matahari cukup terik,ditambah bandung sekarang mulai panas,apalagi siang hari dengan kondisi jalan macet ,bising,dan polusi,makanya saya sarankan untuk sering sering menghirup udara segar,atau bersih dari polusi,contohnya dengan berwisata alam.Setelah sampai dilokasi dago pakar sudah sangat terasa berubah sekarang jadi sejuk sekali,karena sekeliling banyak  pohon yang sangat besar dan lokasi dago pakar itu sendiri berada cukup di ketinggian.Kami masuk dari pintu 3 bagian selatan,disini ada 4 pintu masuk,pintu 1,2,3 posisi di bagian selatan sedangkan pintu 4 berada di maribaya ,lembang.

Didago pakar selain buat olah raga jalan pagi ,disini juga  ada yang namanya goa Belanda dan goa Jepang,ini salah satu peninggalan jaman penjajahan. Berdasarkan papan infomasi di depan goa ini, awalnya goa ini direncanakan untuk saluran air yang dibangun pada tahun 1906, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan pada waktu itu, tempat ini dijadikan benteng pertahanan dan radio komunikasi Belanda

Bagi yang berminat masuk kedalam gua disarankan tanya tarifnya dengan jelas,karena harganya suka jadi mahal,sebenarnya masuk tidak bayar,hanya bayar jasa lampu senter aja,cuma dimanfaatkan ama orang tidak tanggung jawab dengan  kasih harga seenaknya.

 Jika diurut dari awal, tempat-tempat yang bisa kita kunjungi di taman hutan seluas ± 526,98 . Tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan biasanya adalah Goa Jepang dan Goa Belanda, karena cukup dekat dijangkau dengan berjalan kaki. Goa Jepang berada sejauh ± 600 meter dari pintu masuk Dago Pakar. Goa ini cukup unik karena memiliki empat pintu yang saling terhubung di dalam kecuali pada pintu kedua yang dimaksudkan sebagai pintu pengecoh. Goa milik Jepang ini dulunya dibangun oleh orang-orang Indonesia yang menjadi romusha Jepang. Goa sepanjang ± 70 meter ke dalam ini difungsikan sebagai tempat perlindungan sekaligus pusat pertahanan Jepang di Bandung utara. Di dalamnya, terdapat empat buah kamar yang dulunya dipakai istirahat panglima tentara Jepang.

Goa Belanda berukuran lebih luas dari pada Goa Jepang. Goa peninggalan Belanda yang dibangun pada 1941 ini dulu digunakan sebagai terowongan PLTA Bengkok. Kawasan Dago Pakar dianggap sangat menarik, karena selain kawasannya yang terlindung, tempat ini juga dekat dengan pusat Kota Bandung. Makanya, pada awal perang dunia II tahun 1941, Militer Hindia Belanda membangun stasiun radio telekomunikasi. Bangunan itu berupa jaringan goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan. Saat perang memuncak, goa ini berfungsi sebagai pusat komunikasi rahasia tentara Belanda, sedangkan pada masa kemerdekaan dimanfaatkan sebagai gudang mesiu.

Berjalan dibawah rimbunya pepohonan tak terasa cape,walau begitu kita tetep sering berhenti untuk menikmati pemandangan yang asri.Setelah melewati gua Jepang dan gua Belanda kita melanjutkan lagi perjalanan menyusuri jalan yang sudah dipasang paveling blok jadi nyaman buat jalan kaki.Tak kalah serunya juga disisi sepanjang  jalan ada sungai cikapundung yang airnya dari maribaya, dan sepanjang itu juga  ada beberapa jurug atau air terjun, serta Tebing tebingnya tidak kalah keren ,tinggi, curam dan banyak pohon .Dan disitu juga masih banyak monyet yang berkeliaran tapi tidak buas.

Menariknya lagi tempat ini, selain pemandangan indah dan udara sejuk, tempat ini juga menyimpan banyak koleksi pohon dari seluruh dunia. Keren-nya lagi, setiap pohon ada papan namanya, jadi kita bisa tahu nama pohon-pohonnya, yang paling saya inget hanya  pohon Mahoni Uganda karena jumlanya yang banyak di sepanjang jalan.

Sampailah kami dimaribaya,dimana disana ada jembatan yang dibawahnya jurug beraliran deras,dan dipagari kawat supaya tidak ada orang yang masuk karena berbahaya selain airnya deras juga licin.Kami terus berjalan keliling melihat pemandangan ,setelah itu kami istirahat ditempat lesehan sambil pesen teh hangat dan ketan bakar.Walaupun makanan sederhana bila dimakan dialam terbuka mungkin lebih terasa nikmatnya,

Setelah cukup istirahat kami lanjutkan perjalanan untuk pulang.Disini bisa lewat lembang dan bisa juga pulang lewat jalan sebelumnya.


Demikian sedikit jalan sehat dari kami,semoga bisa bermanfaat.
Terima Kasih buat temen temen dan semuanya.

wdcfawqafwef